Bab 1988 Menenangkan Diri

Dewi dipenuhi dengan amarah, dia masih ingin melempar barang, tapi melihat semuanya adalah benda mahal, dia menaruhnya kembali.

Tenang, tenang....

Dewi berjalan mondar-mandir di dalam ruangan, memaksakan dirinya sendiri untuk tenang, jangan marah, marah berarti menggunakan kesalahan orang lain untuk menghukum diri sendiri.

Tapi, foto Lorenzo dan Juliana yang begitu intim, berulang kali muncul di dalam pikirannya, semakin dipikirkan semakin membuatnya marah....

Dia sangat ingin terbang ke sana dan menghajar Lorenzo hingga menjadi sebuah serpihan!!!

"Nona Dewi, tenanglah!" Kelly membujuknya dengan hati-hati, "Ini pasti ada kesalahpahaman, terlebih lagi, Tuan begitu menyukai Anda, perasaannya tidak akan berubah...."

"Kamu jangan membelanya, sekarang kenyataannya ada di depan mata." Dewi berkata dengan kesal, "Bahkan barusan aku menanyainya di telepon, dia tidak membantahnya, malah marah padaku...."

"Itu

...." Kelly tidak berani berbicara, bagaimanapun juga, dia tidak berani menghina Tuannya. terlebih lagi, dia juga tidak mengerti tentang masalah percintaan.

"Nona Dewi, jangan marah, beberapa hari lagi Tuan akan datang, kalau ada masalah, kalian cukup bicarakan dengan jelas." Sonny juga membujuknya.

"Untuk apa dia datang??" Begitu Dewi mendengarnya, dia tambah geram, "Memamerkan hubungan percintaan antara dirinya dengan Juliana? Atau untuk bertengkar denganku? Mau bilang kalau aku menutup teleponnya?"

"Itu...." Sonny tidak dapat membalasnya.

"Sudahlah, kalian semua keluarlah." Dewi tidak ingin melampiaskan kemarahannya pada mereka, "Aku ingin sendirian!"

"Baik." Kelly berlari, takut dimarahi.

31

"Nona Dewi, tenangkan diri Anda, aku percaya Tuan bukan orang yang seperti itu. Aku tanyakan kondisi di sana dulu, lalu kembali memberitahu Anda."

Sonny masih sangat mengkhawatirkan Dewi, selesai berbicara, dia langsung menanyakan kondisi di sana.

Dewi minum beberapa botol air berturut-turut, masih belum bisa menenangkan dirinya. Dia berbaring di atas sofa, di dalam hati ia mengutuk Lorenzo dengan geram. Saat ini, dia sangat ingin berpisah dengan Lorenzo, tidak mau memiliki hubungan apapun lagi.

Memikirkan hal ini, dia segera membereskan barangnya, bersiap pergi....

Tapi begitu membuka pintu, dua orang pengawal yang menjaga di depan melihatnya, mereka buru-buru menunduk dengan hormat, "Nona Dewi!"

Dewi ingin pergi, tapi kedua orang itu segera mengikutinya dari belakang.

Kemana pun dia pergi, mereka tetap mengikutinya.

Dia berjalan lebih cepat, mereka juga berjalan lebih cepat, seperti sebuah bayangan yang mengikuti di belakang, mereka tidak pernah meninggalkannya satu langkah pun.

Tapi, di saat dia ingin keluar dari gerbang vila, kedua pengawal itu segera mencegatnya, pengawal di pintu juga mencegatnya dari belakang, "Nona Dewi, maaf, Tuan memerintahkan, sebelum Tuan datang. Anda tidak boleh meninggalkan vila,

"Kenapa?" Tanya Dewi sambil mengerutkan alis.

"Di luar sangat berbahaya, Tuan juga melakukannya demi keamanan Anda." Pengawal menjelaskan.

"Kalau aku benar-benar harus keluar bagaimana?" Dewi agak marah, "Apa kalian pikir, kalian bisa menahanku?"

"Itu....

Para pengawal panik, mereka telah melihat keterampilan ajaib Dewi, walaupun tubuhnya terlihat biasa saja, tapi keterampilannya yang luar biasa itu, bukanlah sesuatu yang bisa dihadapi oleh orang biasa. Ditambah lagi, dia adalah calon Nyonya, mereka tidak berani melawannya!

"Kenapa?"

Saat itu juga, Sonny buru-buru menghampiri.

Para pengawal bergegas melaporkan keadaan padanya.

Begitu Sonny mendengarnya, dia segera membujuk, "Nona Dewi, saat ini Anda benar-benar tidak boleh keluar, kalau terjadi sesuatu bagaimana?"

Mendengar perkataan itu, Dewi teringat dengan nasihat Bibi Lauren, saat ini dia benar-benar tidak boleh keluar dari wilayah pengawasan Keluarga Moore. Kalau dia menjadi sasaran Denny, pasti akan sangat berbahaya....

Walaupun hatinya tidak nyaman, tapi mengingat masalah keamanan, Dewi pun

stap

berkompromi, dia berkata dengan kesal. "Ya sudah, aku tidak mau mempersulit kalian."

Kemudian, dia berbalik ....

Begitu kembali ke kamar, Sonny memberikan ponsel baru, berkata dengan pelan, "Aku sudah memasangkan kartu SIM Nona, tenangkanlah diri, aku sudah menanyakannya pada kawan-kawan yang lain, rumor-rumor itu sepertinya sengaja dibuat oleh Keluarga Henderson, Tuan juga marah.

Nona percayalah padanya, aku telah bersamanya selama bertahun-tahun, aku memahaminya, Tuan tidak akan berselingkuh...."

THE

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report