Bab 1987 Merepotkan Orang yang Tidak Bersalah

Lorenzo hampir gila, dia kembali menelepon Dewi.

Teleponnya langsung dimatikan.

Dia lanjut menelepon dan dimatikan dua kali berturut-turut.

la menelepon lagi, namun ponselnya sudah tidak aktif.

Wanita sialan!!!

Lorenzo begitu marah hingga hampir gila, dia langsung melempar ponselnya, mengenai dinding. lalu jatuh ke lantai, dan hancur berkeping-keping.

Para pengawal di dalam ruangan terkejut dan tidak berani keluar.

Winston berkata dengan gemetar, "Ehm, Lorenzo, karena hari ini kamu ada urusan, aku tidak akan mengganggumu, aku pergi dulu...."

Sambil berbicara, dia berlari ke luar ruangan, takut akan dipukul kalau dia berjalan lambat.

Beberapa pengawal di sana juga sangat ketakutan, mereka menundukkan kepala, tidak berani

keluar.

Jasper menenangkannya, "Tuan, jangan marah, Nona Dewi mungkin cemburu karena melihat berita itu, makanya dia ...."

"Apa karena cemburu, lalu bisa menghina dan memerintahku?" Tanya Lorenzo dengan geram, "Karena cemburu, lalu mematikan telepon dariku? Juga berani menghinaku???” Jasper menunduk, tidak berani berbicara.

Namun, ia berkata dalam hati dengan lemah, 'Bukan aku yang memaki dan menutup telepon Tuan.... Kenapa malah memarahiku? Kalau bisa, coba maki Nona Dewi!!!!

"Selain itu, jelas-jelas dia yang tidak mengangkat teleponku duluan, tidak membalas pesanku.". Lorenzo berteriak marah, "Dia punya waktu untuk menghubungi kawannya itu, tapi tidak punya waktu untuk menghubungiku, sebaliknya, dia malah menghinaku???"

Benar, dia menyuruh Kelly untuk mengawasi Dewi, melaporkan setiap gerakannya dan setiap perkataannya, setiap hari berhubungan dengan siapa saja, semuanya dilaporkan.

Jadi, Lorenzo tahu kalau Dewi baru saja menelepon Brandon, setelah itu baru meneleponnya, hatinya terbakar amarah....

"Benar, Tuan tenanglah!" Jasper membujuknya dengan pelan, "Ini sepertinya salah paham,

1/3

mungkin Nona Dewi hanya ...."

"Hanya apa? Apanya yang hanya?" Lorenzo sama sekali tidak mendengarkan perkataannya, ia meraung, "Dia

"Dia yang tidak bisa melupakan kawannya itu, dia sengaja mencari alasan untuk berpisah denganku!!!"

Mendengar perkataan ini, Lorenzo bertambah emosi, "Ya, dia pasti mau berpisah denganku, tidak salah lagi!"

Dia menggertakkan giginya, "Kalau ingin kabur, tidak semudah itu!!!"

"Kamu segera sampaikan perintahku, suruh orang-orang untuk mengawasinya baik-baik, jangan biarkan dia pergi kemana pun. Besok aku akan pergi ke Kota Bunaken, aku ingin lihat, apa ingin mati!" Lorenzo begitu marah hingga membalikkan meja.

"Baik, aku akan segera menyampaikan perintah Anda."

Jasper buru-buru mengambil kesempatan untuk keluar dengan alasan mau menelepon.

dia

Lorenzo masih marah di dalam ruang kerjanya, seakan-akan melarang orang asing masuk ke

dalam.

Orang-orang di luar sangat terkejut dan ketakutan, tidak berani mendekat .....

Jasper menghubungi Sonny, menanyakan keadaan di sana.

Sonny berkata dengan cemas, "Nona Dewi benar-benar marah, dia melempar tablet dan ponselnya dari lantai atas ke bawah, semuanya jatuh ke dalam kolam, aku sedang menyuruh orang untuk mengambilnya."

"Kelihatannya mereka sama-sama sedang dipuncak emosi sekarang, siapa pun juga tidak akan ada yang mau mengalah, tidak ada cara lain, kita semua berhati-hati saja." Jasper sangat tidak berdaya.

“Kak Jasper, sebenarnya ada apa? Kenapa mereka bertengkar?” Tanya Sonny tidak mengerti, "Beberapa hari lalu sebelum berpisah, mereka masih romantis, kenapa tiba-tiba...." "Nona Dewi pasti sudah melihat beritanya, jadi dia memaki Tuan, Tuan juga salah paham padanya, jadi mereka bertengkar."

Jasper menjelaskan, "Kita tidak bisa ikut campur pada masalah ini, yang harus kamu lakukan sekarang hanyalah menjaga Nona Dewi baik-baik, memastikan keamanannya, jangan biarkan Nona kabur!!!" "Baik, baik." Sonny mengangguk berturut-turut.

"Tuan barusan bilang, besok mau berangkat ke Kota Bunaken, tidak tahu benar atau tidak, lagipula masih banyak urusan yang harus diurus di sini, seharusnya beberapa hari ini, Tuan tidak bisa pergi.... Tapi mungkin saja karena marah, dia bersikeras untuk pergi, intinya kamu harus mengawasi Nona Dewi dengan baik, jangan sampai terjadi masalah. Aku hubungi Jeff dulu, lihat bagaimana kondisinya di sana."

"Baik, mengerti."

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report