Ruang Untukmu
Bab 431

Bab 431

Bab 431

Tasya hanya bisa merasakan aura dingin dan keheningan yang menakutkan.

Elan mendongak dan mendudukkan Tasya di sampingnya. “Bagaimana dengan Jodi? Apa kamu mau pulang dan melihatnya?”

“Jangan mengkhawatirkan dia. Dia bersama ayahku. Oh ya, apa mereka sudah menemukan penyebab nenekmu pingsan?” tanya Tasya penasaran.

Elan mengangguk. “Aku akan menceritakannya setelah aku selesai mengurus semuanya.”

11

2

“Tentu. Yang penting sekarang adalah nenekmu cepat bangun.”

Satu jam kemudian, Hana bangun dan tampaknya suasana hatinya sedang baik meskipun dia tidak tahu mengapa dia pingsan.

“Bu, biar aku saja yang menangani perjamuan kita tahun depan. Kamu selalu mengurusnya selama bertahun-tahun dan kamu harus lebih banyak beristirahat sekarang.” Belinda mengira ibunya pingsan karena persiapan perjamuan yang sibuk yang merusak kesehatannya.

1/5

“Tapi aku tidak melakukan apa-apa.” Wanita itu menggelengkan kepalanya.

“Nenek hampir membuat kami semua takut setengah mati,” ucap Elan.

“Jangan khawatirkan aku. Aku baik-baik saja, bukan?” Hana bersikeras bahwa dia masih sehat dan tidak mau membuat yang lain khawatir.

Elan merasa lega dan tenang setelah melihat neneknya sudah sadar. “Mungkin nenek harus tinggal di rumah sakit selama seminggu,” sarannya.

“Benar, Bu! Aku berjanji akan mengunjungimu setiap hari agar ibu tidak merasa bosan. Tetap di sini

ya!”

“Kenapa kalian terlihat seperti mencoba memenjarakanku di sini?” Hana tidak senang mendengar saran semua orang. Lagi pula, mereka tampaknya berpikir, semakin dirinya energik, semakin dia seperti anak kecil.

TT

LI

Sementara itu, Tasya pun merasa lega sama seperti – yang lainnya. Dia menatap wanita tua itu dengan

senyum di wajahnya dan akhirnya merasakan kebahagiaan memiliki orang yang lebih tua dalam keluarga.

1

2/5

“Bibi Belinda, bagaimana kalau bibi disini dulu untuk menemani Nenek bersama Nando? Aku akan mengantar Tasya pulang.”

LLI

“Baiklah.” Belinda mengangguk sebagai jawaban.

11

Sepanjang perjalanan, Elan hanya diam saja di mobil. Ini membuat Tasya mengira Elan terlalu terpukul dengan kondisi neneknya. Oleh karena itu, dia hanya diam saja sampai mereka tiba di gerbang rumahnya. Elan berkata, “Aku akan datang menjemputmu nanti.”

“Tidak perlu. Aku akan tinggal di rumah malam ini.”

Tasya tak ingin Elan lelah harus bolak balik.

“Baiklah, aku akan menjemputmu besok.” Dia berharap Tasya akan pindah ke rumahnya dan tinggal bersamanya.

ILLV

1

“Baiklah, lakukan apa yang harus kamu lakukan saat ini.” Tasya turun dari mobil dan berjalan masuk ke rumahnya.

Setelah melihat wanita itu berjalan melewati gerbang, Elan meraih ponselnya dan menelepon Roy. “Kumpulkan beberapa orang dan suruh mereka ikut denganku ke rumah Helen.”

L

.

3/5

Sementara itu, Helen dan Dani saling berpelukan di tempat tidur di Rumah Kenanga karena mereka kelelahan setelah aktivitas intim mereka beberapa menit yang lalu. Namun, mereka tidak curiga sama sekali akan kedatangan Elan dan anak buahnya.

Sementara itu, Roy dikejutkan oleh apa yang dia temukan setelah berhasil melacak transaksi yang bersumber dari kartu hitam yang diberikan kepada Helen. “Pak Elan, Nona Helen telah menghabiskan sekitar lima puluh juta dengan kartu ini dalam enam bulan terakhir.”

Brengsek! Helen benar-benar tidak menghemat uang yang diberikan padanya.

Elan menyipitkan mata dan memutuskan untuk berhenti membantu Helen secara finansial mulai sekarang. Pada saat yang sama, Roy memiliki kartu akses untuk berkendara ke dalam kompleks dan menuju Rumah Kenanga, sementara Helen dan Dani masih tertidur lelap di kamar.

Rumah itu milik Elan, jadi dia memiliki wewenang untuk mengatur ulang kata sandi. Alih-alih membangunkan mereka berdua, dia mengatur ulang kata sandi dan membuka pintu.

“Sekarang mereka ada di atas. Apa kita harus ke

4/5

atas?” tanya Roy dengan canggung, mengingat Dani adalah rekannya.

“Bawa mereka ke sini.” Elan tidak tertarik menyaksikan sesuatu yang merusak pemandangan.

Roy pun dengan enggan menuju ke atas sendirian dan berjalan ke kamar tidur. Saat dia melihat beberapa pakaian tergeletak di lantai, sekujur tubuhnya terasa merinding. Kemudian, dia mengetuk pintu dan membangunkan mereka berdua.

112

FL11

Saat Helen tersadar dari pengaruh alkoholnya, Dani langsung bertanya, “Siapa lagi yang punya akses ke rumahmu, Helen?”

“Apakah itu Ana?” Helen dengan rambut acak acakan tampak marah saat mengira orang yang mengetuk pintu adalah Ana.

IL

Dani langsung mengenakan pakaiannya dengan panik sedangkan Helen mengenakan piyama lalu membuka pintu. Mereka langsung terkejut saat melihat wajah Roy di depan pintu.

Previous Chapter

Next Chapter

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report